Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Amalan yang Memasukkan ke Dalam Syurga

Amalan yang Memasukkan ke Syurga


 Hadits tentang Amalan yang Dapat Memasukkan ke Dalam Syurga

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : أَتَى أَعْرَبِيٌّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ دَخَلْتُ الْجَنَّةِ ؟قَالَ : [ تَعْبُدُ اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ الْمَكْتُوبَةَ، وَتُؤَدِّي الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ، وَتَصُومُ رَمَضَانَ ]قَالَ : وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَا أَزِيدُ عَلَى هَذَا شَيْئًا
وَلَا أَنقُصُ مِنْهُ، فَلَمَّا وَلَّى، قَالَ النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم : مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا متفق عليه

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata :
Telah datang seorang A'rabi kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu kemudian dia berkata: "Tunjukkanlah kepadaku satu amalan, apabila aku mengamalkannya, maka aku masuk ke dalam surga". Beliau menjawab: "Engkau menyembah hanya kepada Allah, dan jangan engkau menyekutukan Allah dengan suatu apapun, dan engkau menegakkan shalat yang diwajibkan, dan engkau menunaikan zakat yang diwajibkan, dan engkau berpuasa di bulan Ramadhan". Diapun mengatakan : "Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku tidak akan menambah sedikitpun dari apa yang telah dijelaskan kepadaku ini dan aku tidak akan menguranginya". Tatkala seorang Badui ini kembali, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barang siapa yang senang untuk melihat kepada seseorang yang dia termasuk penghuni surga, maka hendaknya dia melihat kepada orang ini"
(Muttafaqun 'Alaih)

Sekilas Tentang Perawi

Abu Hurairah radhiallahu 'anhu adalah shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang terbanyak dalam meriwayatkan hadits, dalam keadaan kebersamaan beliau dengan Nabi hanya sekitar tiga hingga empat tahun saja. Namun Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan keberkahan pada usia beliau dengan kesungguhan beliau menekuni hadits-hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Tidak satupun shahabat yang memiliki jumlah hadits sebanyak yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu 'anhu.

Terdapat lebih dari 30 pendapat ulama tentang nama asli beliau dan nama ayah beliau. Ibnu Abdil Bar mengatakan yang lebih menenangkan hati dari sekian pendapat adalah nama beliau Abdurrahman bin Shakhr, dan ini juga merupakan pendapat Muhammad bin Ishaq rahimahullah.

Beliau meninggal pada tahun 59 H di usia 78 tahun. Ada yang mengatakan beliau dikuburkan di Baqi', ada pula yang mengatakan di al 'Aqiq.

Penjelasan Hadits

A'rabi adalah seorang yang berasal dari pedalaman. Beliau bertanya tentang sesuatu yang akan membawa beliau masuk ke dalam Surga Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Demikianlah semangat a'rabi ini, dan juga semangat para shahabat lainnya untuk melakukan hal-hal yang mendekatkan diri mereka kepada Allah, dan mengetahui sebab-sebab dimasukkan ke dalam Surga.

Nabi menjawab "Engkau menyembah hanya kepada Allah, dan jangan engkau menyekutukan Allah".  Ini merupakan inti dari ajaran Islam, yaitu mentauhidkan Allah dan tidak menyekutukan Allah dalam melakukan ibadah apapun yang diperintahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Yang dimaksud ibadah adalah sebagaimana yang diterangkan oleh Ibnu Taimiyah rahimahullah, yaitu sebuah nama yang mencakup apa saja yang dicintai dan diridhai oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, mencakup ucapan dan amalan yang dzahir dan yang batin.

Dan kita diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam kehidupan ini dengan tujuan untuk beribadah hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Yaitu mentahuidkannya dan tidak menyekutukannya. Allah berfirman :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

"dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk mentauhidkan dan beribadah kepadaku." (Adz Dzariyat : 56)

Perbuatan syirik terbagi dua :
1. Syirik Akbar (Syirik Besar)
Yaitu perbuatan syirik yang dapat menyebabkan seseorang kekal di dalam neraka. 

2. Syirik Asghar (Syirik Kecil)
Merupakan dosa yang paling besar diantara dosa-dosa besar. Sebagian ulama mengatakan bahwa perbuatan syirik, baik itu yang besar maupun kecil, apabila seseorang melakukannya dan tidak bertaubat, maka dosanya tidak akan diampuni oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Allah berfirman :

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa: 48)

Nabi bersabda "..dan engkau menegakkan shalat yang diwajibkan".

Shalat yang diwajibkan yang dimaksud adalah shalat lima waktu. Nabi tidak mengatakan "melakukan shalat", tapi beliau berkata "menegakkan shalat". Menegakkan shalat yaitu berusaha menyempurnakan shalat yang dia lakukan baik secara dzahir maupun batin. Secara dzahir, engkau shalat seperti shalatnya Nabi Shlallahu 'alaihi wa sallam, sebab beliau mengatakan 

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى أُصَلِّى

"Shalatlah engkau sebagaimana engkau melihat aku shalat" (HR. Bukhari)

Secara batin, yaitu dengan senantiasa memperhatikan kekhusyuan pada saat menegakkan shalat. Karena seseorang ketika mengerjalan shalat, berbeda yang mereka hasilkan. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyebutkan :

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ، وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلَّا عُشْر صَلاَتِهِ، تُسْعُهَا ثُمُنُها، سُبْعُها سُدُسُها، خُمُسُها، رُبُعُها، ثُلُثها، نصفُها

“Sesungguhnya ada seorang yang mengerjakan shalat, namun pahala shalat yang tercatat baginya hanyalah sepersepuluh, sepersembilan, seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga, dan seperduanya saja.” (HR. Abu Dawud)

Nabi bersabda "..dan engkau menunaikan zakat yang diwajibkan"

Menunaikan zakat termasuk dari Rukun Islam, sebagaimana shalat lima waktu. Banyak firman Allah yang disebutkan dalam Al Quran menggandengkan antara menegakkan shalat dengan menunaikan zakat. Yaitu engkau mengeluarkan dari sebagiah hartamu, yang telah ditetapkan dalam syariat. Apakah itu berupa emas, perak, hewan, pertanian, dan zakat-zakat lainnya yang disyariatkan. 

Nabi bersabda "..dan engkau berpuasa di bulan Ramadhan". Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah mewajibkan hamba-hambanya untuk berpuasa di bulan Ramadhan. Dan puasa di bulan Ramadhan juga termasuk diantara rukun Islam. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

”Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan masuknya bulan (Ramadhan), maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut.” (QS. Al Baqarah: 185)


Dalam hadits ini tidak disebutkan wajibnya haji kepada A'rabi ini. Para ulama mengatakan kemungkinan Nabi mengetahui bahwa A'raby ini tidak mampu menunaikan haji. Sebagaian ulama lainnya mengatakan, bisa jadi saat itu belum turun kewajiban haji. 

Setelah Nabi menjelaskan, A'raby ini mengatakan "Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku tidak akan menambah sedikitpun dari apa yang telah dijelaskan kepadaku ini dan aku tidak akan menguranginya". Secara dzahir dia tidak ingin menambah dari apa yang telah diajarkan kepadanya. Sehingga dia hanya mencukupkan dengan shalat lima waktu. puasa ramadhan, dan menunaikan zakat. 

Timbul pertanyaan "Bukankah seseorang membutuhkan amalan sunnah, dalam rangka menutupi berbagai kekurangan saat menunaikan amalan wajib". Sementara Nabi menyampaikan berita gembira tentang a'raby tersebut "Barang siapa yang senang untuk melihat kepada seseorang yang dia termasuk penghuni surga, maka hendaknya dia melihat kepada orang ini".

Maka ulama menjelaskan, kemungkinan Nabi mendapatkan wahyu bahwa A'raby ini benar-benar tidak mengurangi sedikitpun dari apa yang dijelaskan kepadanya, dan dia mengamalkannya dengan sempurna, sehingga dia termasuk dari penghuni surga. Sebagian ulama lain menjelaskan, bahwa yang dimaksud adalah dia tidak menambah atas apa yang diwajibkan kepadanya, seperti shalat magrib tiga rakaat, dia tidak menambah menjadi empat rakaat,  dan tidak juga menguranginya menjadi dua rakaat. Dia mengerjakannya sebagaimana yang diperintahkah Allah sesuai syariatNya.

Faedah hadits :
1. Kewajiban untuk mentauhidkan Allah, dan meninggalkan kesyirikan
2. Kewajiban menegakkan rukun-rukun Islam 
3. Barang siapa yang menunaikan kewajiban dan meninggalkan perkara haram, maka dia masuk surga Allah.
4. Ditetapkannya salah satu sifat Allah  "al yadd" yaitu Allah memiliki Tangan yang Sempurna dan tidak yang menyerupainya satu pun dari makhlukNya. 

Semoga bermanfaat.

Tulisan ini adalah catatan dari Kajian Ma'had Online Al Istiqamah pembahasan Kitab Jawami' Al Akhbar Oleh Ustadz Askary hafizhahullah. Simak kajiannya di https://youtu.be/_1sksggYdX8

Posting Komentar untuk "Amalan yang Memasukkan ke Dalam Syurga"